Tuesday, January 8, 2019

10 Panduan MPASI Dari WHO Saat Si Kecil Sudah Mulai Makan

ASI (Air Susu Ibu) menjadi satu-satunya asupan yang dikonsumsi bayi yang beumur 0-6 bulan. Tak butuh risau , pada rentang umur 0-6 bulan ASI saja sudah lumayan untuk mengisi 100 persen keperluan energi si kecil . Seiring dengan perkembangan si kecil, mulai dari 6 bulan ke atas ASI tak lagi dapat mengisi 100 persen keperluan energinya sebab kebutuhan bakal energi meningkat. 

Berdasarkan keterangan dari IDAI dan WHO, ASI melulu memenuhi keperluan bayi selama 70 persen pada rentang umur 6-8 bulan, 50 persen pada rentang umur 9-11 bulan dan melulu 30 persen di atas satu tahun. Artinya MPASI penting diserahkan sejak bayi berusia 6bulan guna dapat melengkapi keperluan energinya. WHO menerbitkan 2 aturan pemberian mpasi pada bayi Asi dan non asi, yang dibicarakan dibawah ini ialah untuk bayi asi


Tak melulu soal kecukupan energi saja, Namun keperluan akan zat besi telah tidak dapat dipenuhi oleh ASI semenjak bayi berusia 6 bulan. Maka dari tersebut MPASI yang diserahkan mulai dari 6 bulan mesti tinggi bakal zat besi. Kekurangan zat besi pasti dapat mengganggu perkembangan anak.

Pemberian MPASI (Makanan Pendamping Asi) yang benar paling penting sebab akan menolong anak-anak dalam memaksimalkan kecukupan energinya yang akan dominan pada tumbuh kembangnya. Di bawah ini ialah 10 prinsip pemberian MPASI yang direkomendasikan WHO:

1. Berikan ASI saja hingga anak berusia 6 bulan. Lanjutkan dengan MPASI di umur 6 bulan tetapi ASI masih tetap diberikan

Air susu yang diproduksi alami oleh tubuh ini, mempunyai kandungan nutrisi yang penting untuk tumbuh kembang bayi laksana vitamin, protein, karbohidrat dan lemak. Memberikan Asi ekslusif pun dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi, berperan urgen dalam meningkatkan kepintaran bayi, memperkuat hubungan ibu dan anak dan masih tidak sedikit manfaat dari pemberian asi ekslusif.

2. ASI diserahkan hingga anak berusia 2 tahun

Jangan cemas ASI tidak cukup. Penelitian menunjukan bahwa komposisi ASI sesudah anak berusia 1 tahun, masih memenuhi keperluan nutrisi anak. Tentunya diimbangi dengan pemberian mpasi yang baik (yang mencukupi keperluan gizi anak)

3. Responsive feeding

Memberi santap anak secara langsung (menyuapi anak) saat memperkenalkan mpasi, semakin besar umur anak maka dapat mulai diajari untuk santap sendiri sesuai pertumbuhan motorik dan sensitif terhadap rasa lapar dan kenyang yang dialami anak. Suapi dengan tenang, perlahan dan tanpa memaksa, memaksa anak guna makan, dikhawatirkan bisa membuatnya trauma dan menampik untuk makan.

Bila anak mulai menolak tidak sedikit makanan Berkreasilah dengan mengkombinakasikan sejumlah rasa makanan dan tekstur. Minimalkan gangguan saat santap (seperti menyaksikan tv, jalan-jalan, memainkan mainannya) andai anak gampang kehilangan minat makan. Jaga kontak mata ketika menyuapi anak, tunjukan alangkah kita menyanyanginya, tentunya menakut-nakuti anak bukanlah teknik yang baik guna mendorong minat santap anak.

4. Perhatikan kesucian dan ketenteraman saat menyiapkan MPASI

Untuk mengawal kebersihan tidak boleh lupa untuk tidak jarang kali cuci tangan ibu dan anak ketika menyiapkan makanan, simpan makanan di lokasi yang bersih dan aman, segera berikan makanan yang telah siap untuk anak, pastikan kesucian peralatan santap anak, tidak boleh menggunakan botol ketika memberi santap anak karena ingin lebih sulit dibersihkan.

Perlu diacuhkan juga untuk tidak jarang kali memberi makanan yang aman guna sikecil dengan menyimak warna, tekstur, ukuran dan wewangian pada makanan, hindari makanan dengan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dilarang, hindari danger zone , yakni pemberian makanan pada suhu 5-60 derajat celcius lebih dari 2 jam sesudah makanan siap disajikan, sebab pada suhu ini makanan rentan tekontaminasi bakteri, serta tidak boleh lupa guna selalu mengecek label makanan (halal, BPOM, tanggal kedaluwarsa).

5. Jumlah MPASI yang diberikan

Jumlah Kalori yang diperlukan dari MPASI ialah 200 kkal/hari guna anak berusia 6-8 bulan, 300 kkal/hari guna anak berusia 9-11 bulan dan 550 kkal/hari guna anak berusia 12-23 bulan.

6. Konsistensi makanan

Perlahan tingkatkan konsistensi makanan anak, mulai dari makanan halus (mashed, puree, bubur) menjadi makanan yang lebih padat. Hal ini sehubungan dengan keperluan gizi anak yang terus bertambah semakin anak bertumbuh besar. Semakin cocok (naik) konsistensi makanan maka semakin naik pun energi dan zat gizi yang terdapat dalam makanan anak tersebut sampai-sampai dapat memenuhi keperluan gizinya

7. Frekuensi santap dan densitas energi

Frekuensi Mpasi dinaikkan bertahap cocok usia anak. 2-3 kali / hari guna anak berusia 6-8 bulan, 3-4 kali/hari guna anak berusia 9-11 dan 12-23 bulan. Snack laksana buah/biskuit dapat diberikan 1-2 kali sehari . Perlu diacuhkan kandungan gizi pada makanan utama mesti menyeluruh (karbohidrat, lemak, protein dll) bertolak belakang dengan snack yang kegunaannya untuk makanan selingan saja. Aturan tersebut melulu acuan, tidak perlu terlampau terpaku, bila anak lebih senang santap sedikit namun frekuansinya sering, dapat disesuaikan. Orangtua sangat tahu kapan si kecil kenyang atau lapar

8. Kandungan gizi pada MPASI

Beri makanan yang bervariasi guna meyakinkan keperluan gizi anak terpenuhi. Daging, unggas, ikan atau telur mesti dimakan masing-masing hari atau sesering mungkin. Buah dan sayur yang berisi vitamin A pun harus dimakan masing-masing hari. Berikan anak santap seimbang dengan kandungan lemak yang ADEKUAT(memenuhi kebutuhan, energi, protein dan mikronutrien anak), lemak berisi densitas energi yang lebih tinggi. 1 gram lemak berisi 9 kalori sementara 1 gram karbohidrat dan protein berisi 4 kalori.

9. Penggunaan suplemen atau produk terfortifikasi (MPASI instan) bila dibutuhkan

Tak butuh risau dalam memakai produk mpasi instan. Makanan bayi instan yang beredar di pasaran telah terjamin keamanannya. Pastikan untuk mengecek label BPOM dan halal mui. Makanan instan yang telah berlabel BPOM dengan kata lain sudah mengisi standar makanan bayi yang ditata oleh WHO (codex) yakni tidak berisi pengawet, pewarna, pemanis dan bahan yang tidak aman bila dikonsumsi bayi.

Namun demikian suplement dan mpasi instan dipakai seperlunya saja, bagaimanapun menu rumahan tetap lebih baik, sebab lebih kaya bakal tekstur dan rasa. Bila makanan yang diserahkan sudah bervariasi dan berisi gizi lengkap, maka tidak butuh memberi makanan instan atau suplemen tambahan.

10. Pemberian MPASI ketika anak sakit

Selera santap anak yang menurun saat sakit ialah wajar. Tingkatkan asupan cairan dan susui anak sesering barangkali , gunanya guna memenuhi keperluan cairan anak dan menangkal dehidrasi. Makanan dapat diturunkan teksturnya menjadi lebih lembut, bikin makanan yang digemari si kecil supaya menarik selera makannya. Ketika anak telah sembuh, dorong anak untuk santap lebih tidak sedikit dari seringkali untuk mengawal berat badannya yang (mungkin) turun saat sakit.

Demikian 10 prinsip pemberian MPASI pada anak menurut keterangan dari WHO. Untuk situasi khusus laksana bayi premature dan MPASI dini dapat dikonsultasikan untuk dokter anak masing-masing. 

Semoga bisa dipraktikan dengan baik dan bermanfaat.

No comments:

Post a Comment