Friday, November 2, 2018

6 Trik Meluapkan Amarah Ke Pasangan Dengan Tidak Menyakiti Hatinya

Pernah dibuat gondok berat sama pasangan? Well, fase ini memang tidak jarang kali ada dalam suatu hubungan karena dari urusan itu kamu dan dia belajar guna saling membulatkan pikiran.

Saat amarah gak dapat mereda dan teknik penyampaiannya keliru, barangkali hubungan tersebut kandas. Padahal, seluruh gak seburuk yang anda pikirkan ketika emosimu telah tenang.

Nah, gak inginkan kan penyesalan datang karena penyampaian emosi yang salah? Berikut enam trik yang dapat kamu jajaki sebelum marah-marah gak jelas pada pasangan.


1. Jangan langsung meledak di depannya, tunda reaksimu untuk mendinginkan pikiran

Kalau menuruti emosi, anda inginnya tentu langsung marah-marah. Tapi kelaziman keliru ini tidak jarang kali buat kita menyesal pada akhirnya sebab sudah mengatakan ucapan-ucapan yang sebenarnya gak perlu.

Kamu dapat meninggalkannya sejenak untuk mendinginkan pikiran. Saat perhatianmu teralihkan dari si dia, minimal puncak emosimu tidak banyak mereda. Jeda berikut yang dapat kamu pakai guna memikirkan kalimat apa yang seharusnya anda sampaikan padanya.

2. Hindari kata “kamu” yang terkesan menyerang, namun awali dengan kata “aku merasa"

Saat anda langsung bilang, “Kamu gak pernah berubah!” kesannya paling menohok dan memvonis pasangan. Bisa jadi dia pun akan terpancing emosinya. Coba ganti deh dengan kalimat, “Aku merasa gak nyaman bila kamu masih…”, agar dia tidak merasa terhakimi.

Kamu ibaratnya menciptakan permintaan, bukan omelan yang buat dia terpojok. Apa yang kamu mau tetap terungkap namun lewat emosi yang lebih halus.

Coba bandingkan dengan ucapan-ucapan memvonis yang sarat emosi, tentu rasa dan hasilnya akan berbeda jauh.

3. Hindari nada tinggi dan tetap panggil dia dengan nama akrab kalian

Itulah kenapa anda perlu merealisasikan poin kesatu. Menunda reaksi akan memberimu peluang untuk menghela napas panjang dan menurunkan puncak emosi, dengan begitu anda terhindar dari kalimat bernada tinggi. Penting pun buat anda untuk tetap menyinggung dia dengan panggilan akrab kalian meski anda sedang marah.

Gak terdapat gunanya anda mengumpat dia selain meningkatkan panas masalah. Coba deh bayangin kalimat, “Mas, aku inginnya anda begini…”, dengan kalimat “Heh, Tukang bohong! Aku inginnya anda begini…”, mana yang anda rasa sangat nyaman guna dia dengar dan dia turuti? Nah lho, pengaruhnya lain banget kan!

4. Jelaskan rinci penyebab kemarahanmu agar dia paham apa yang anda rasakan

Buat beberapa orang introvert, kadang format luapan emosinya ialah mendiamkan pasangan dengan wajah marah. Saat ditanya kenapa, mereka hanya jawab seadanya yang dapat jadi punya makna ambigu untuk pasangannya. Gondoknya iya, namun masalahmu gak terselesaikan bila kayak gini.

Kamu butuh belajar guna ungkapkan perasaan secara runut tanpa urat dan nada tinggi. Terapkan poin-poin sebelumnya agar luapan emosimu positif dan mendapat respon baik dari pasangan.

5. Fokus pada masalah ketika ini, tidak boleh merambat pada kekeliruan masa lalu

Cekcok dalam sebuah hubungan tersebut wajar terjadi karena itulah teknik kamu dan dia membandingkan diri agar sealur dan seirama. Biarkan masalah yang terjadi masing-masing waktunya menjadi masalah yang lumayan dibahas dan berlalu di masa itu. Kamu gak butuh lagi menyimpannya dalam memori lagipula sampai mengungkit kekeliruan itu. 

Saat anda mengungkitnya, yang anda dapat hanya rasa sakit hati yang berlipat. Belum lagi di pihak pasangan, dia akan merasa gak lagi diandalkan  karena begitu buruk di matamu. Puncaknya, masalah kalian justeru semakin lebar.

6. Bayangkan bila hari ini jadi hari terakhir kamu dapat melihatnya

Kalau amarahmu masih saja tinggi dan gak puas sebab belum melampiaskannya cocok egomu, jajaki ambil napas panjang sejenak. Bayangkan, gimana seandainya bila hari ini menjadi hari terakhirmu dapat bertemu pasangan. Kita gak pernah tahu dengan takdir usia siapa pun. Boleh jadi dia yang pergi lebih dulu atau mungkin pun kamu. Mengingat kematian dapat meredakan amarahmu dengan sendirinya, anda tentu gak hendak kan hidup dalam penyesalan?

Itulah keenam trik meluapkan puncak amarah ke pasangan agar gak berujung fatal. Kalau dapat diungkapkan dengan emosi yang positif, guna apa pilih marah-marah?

No comments:

Post a Comment